*Essay*= “Kalau Sudah Besar, Bella Mau Jadi Presiden”




Ketika masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, aku sering ditanya oleh guru mengenai cita-citaku. Dengan lugunya, aku sering menjawab bahwa aku ingin menjadi seorang Presiden. Saat ditanya kenapa, aku yang ketika itu masih belum mengerti tentang permasalahan dan sejarah negara hanya menjawab dengan ringannya bahwa menjadi presiden itu keren sering muncul di televise dan di Koran. Guruku yang mendengarkan hanya bisa senyum-senyum penuh arti.
Di bangku sekolah dasar, aku mendapatkan pelajaran sejarah Indonesia. Tentang beliau-beliau yang pernah menjadi presiden dan sejarahnya. Tapi waktu itu aku masih belum mengerti dengan benar tentang apa itu presiden dan apa sebenarnya tugas dari seorang presiden. Pada saat itu, aku masih senang bermain dan tidak tau menau tentang keadaan Indonesia.
Semakin umurku bertambah, wawasanku juga semakin luas. Pengetahuanku mengenai presiden, kenegaraan, politik dan problematikanya tidak lagi hanya sebatas bahwa presiden itu adalah pemimpin negara. Kepedulianku terhadap kondisi lingkungansekitar dan keadaan Indonesia juga meningkat.Aku telah mempelajari sepak terjang ke-6 presiden Indonesia. Setiap periode pemerintahan mempunyai sejarahnya masing-masing. Ada sebuah prestasi yang digapai meskipun ada pula beberapa kegagalan yang terjadi. Setiap presiden mempunyai cara tersendiri dalam memimpin negaranya. Namun, sebuah fakta yang cukup memprihatinkan adalah setelah sekian kali pergantian presiden itu masih belum ada yang dapat mengantar Indonesia menjadi negara maju. Negara kita ini tetap saja memegang predikat sebagai negara berkembang. Negara yang berkembang dan berkembang namun tidak pernah maju. Menjadi sebuah negara yang maju seperti layak Jepang, kini bagaikan harapan kosong belaka.
Aku ingin menjadi seorang presiden karena aku akan merubah mimpi seluruh rakyat untuk Indonesia maju menjadi sebuah realita.Kalimat itu kini menjadi jawaban apabila seseorang bertanya mengenai cita-citaku. Dalam kasus ini, aku memposisikan diri sebagai calon presiden Indonesia. Sebelum menjadi presiden, aku akan terlebih dahulu mempelajari kegagalan serta prestasi presiden-presiden Indonesia pada saat mereka memerintah. Dari pengetahuan mengenai kegagalan tersebut, aku akan membuat prestasi dengan mengubah yang pada saat itu gagal menjadi sukses atau yang merubah yang ketika itu salah menjadi benar.Dari pengetahuan mengenai prestasi itu, aku akan bekerja untuk mempertahankannya.
Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, beliau adalah salah satu tokoh yang berperan besar dalam memerdekakan Indonesia. Setelah diangakat menjadi presiden, beliau telah mengukir banyak prestasi. Salah satunya adalah menjadi pelopor KAA( Konferensi Asia-Afrika ) karena kepedulian beliau terhadap negara-negara lain di Asia-Afrika yang belum merdeka. Konferensi itu menghasilkan sebuah Dasa Sila. Beliau juga merupakan salah satu yang mencetuskan adanya Gerakan Non-Blok. Berkat KAA, banyak negara di Asia-Afrika yang akhirnya merdeka. Yang perlu diperhatikan disini adalah inisiatif Ir.Soekarno untuk menjadi orang pertama yang bergerak dan melakukan perubahan. Hal itu dapat menjadi sebuah pembelajaran dimana kita harus peka terhadap lingkungan dan menjadi orang pertama dan terdepan dalam suatu perubahan kearah yang lebih baik. Namun, dari semua prestasi yang telah dibuat, terdapat sebuah kegagalan yang menjadi awal dari kejatuhan sang presiden. Terbunuhnya 6 jenderal besar dalam peristiwa Gerakan 30 September, membuat kondisi politik di Indonesia tidak menentu. PKI menjadi organisasi yang dituduh terlibat dalam pembunuhan tersebut. KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) mengumpulkan massa dan melakukan demonstrasi serta menyampai Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) untuk membuarkan PKI. Tapi, beliau menolak untuk membubarkan PKI dengan alasan bahwa hal tersebut bertentangan dengan NASAKOM. Tapi, Lima bulan kemudian setelah PKI semakin gencar melakukan aksi untuk menggulingkan pemerintahan pada saat itu, Ir.Soekarno mengeluarkan SUPERSEMAR (Surat Perintah 11 Maret) yang berisi perintah kepada Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu guna mengatasi situasi buruk pada saat itu. Lalu ketika Soeharto melakukan segala cara untuk menertibkan kembali keamanan di Indonesia, dimanakah presiden kita?. Dengan diberikannya tanggung jawab keamanan kepada Soeharto, maka apa tanggung jawab presiden Soekarno sebagai pemimpin?. Dikeluarkannya Supersemar menurut saya merupakan salah satu langkah salah yang diambil oleh Ir.Soekarno, karena menunjukkan kurangnya tanggung jawab atas apa yang terjadi di Indonesia ketika dibawah pemerintahannya. Dalam peristiwa itu, saya belajar bahwa seorang  pemimpin harus bertanggung jawab atas semua anggotanya yang dalam hal ini rakyat Indonesia atas semua yang terjadi pada anggota tersebut. Seorang pemimpin harus dapat turun tangan menyelesaikan permasalahan dan bukannya malah lepas tangan.
Mempelajari sejarah presiden pertama Indonesia, aku dapat belajar dari prestasi dan kegagalan beliau. Masih ada lima presiden yang perlu dipelajari sejarahnya. Karena orang bijak berkata “Kegagalanmu di masa lalu adalah keberhasilanmu di masa depan”. Aku mempelajari sejarah presiden-presiden Indonesia bukan untuk mencari-cari kegagalan beliau-beliau dan menyesalinya. Namun aku belajar dari kegagalan-kegagalan tersebut untuk membuatnya menjadi sebuah keberhasilan masa kini dan nanti. Tidak mengulang kesalahan yang sama dan mempertahankan serta menambah prestasi untuk Indonesia. Berinisiatif untuk bekerja, Berkreatif untuk memberi warna, Berinovasi untuk perubahan. Indonesia maju itu nyata.

2 komentar:

Sasa 26 November 2011 pukul 18.29  

LUAR BIASA.......dengan keyakinan tinggi dan perjuangan yg gigih InsyaAllah apa yg dicitakan akan terwujud.....Jangan lupa restu Allah dan orangtua adalah kunci membuka jalanmu menuju cita2....Semangaaatttt!!!!

Posting Komentar

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital